Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketersediaan limbah tanaman jagung yang melimpah dan pemanfaatan limbah jagung kurang maksimal, sering kali petani meninggalkan limbah di Jahan yang dibiarkan mengering lalu dibakar, sebetulnya limbah jagung masih layak untuk dijadikan bahan pakan ternak ruminansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar potensi limbah jagung untuk mendukung ketersediaan bahan pakan serta berapa besar daya tampung yang dimiliki di Kabupaten Nganjuk.

Waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 2 Desember 2018 sampai dengan 20 Januari 2019. Tempat Penelitian dilakukan pengambilan data di Badan Pusat Statistika Kabupaten Nganjuk, serta pengambilan sampel limbah di beberapa Kecamatan di Kabupaten Nganjuk. Pelaksanaan uji kandungan nutrisi limbah jagung berupa jerami, tongkol, kulit dan tumpi jagung untuk mengetahui Protein Kasar (PK) dan Bahan Kering (BK) di Laboratorium Pakan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Blitar. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu luas lahan, total produksi utama, dan jumlah populasi ternak dalam satu kabupaten dengan penjumlahan rata-rata 5 tahun mulai 2013 - 2017. Adapun parameter yang diamati meliputi produksi limbah jagung, kualitas limbah, kapasitas tampung, dan indeks daya dukung.

Hasil Penelitian ini adalah daya dukung limbah tanaman jagung di Kabupaten Nganjuk tidak mencukupi kebutuhan ternak ruminansia karena total populasi satuan ternak ruminansia di Kabupaten Nganjuk sebesar 164.342 ST, sedangkan limbah dari tanaman jagung rata ~ rata tiap tahunnya memproduksi sebesar 79.706 ton. Data total Satuan Ternak (ST) di Kabupaten Nganjuk dan produksi limbah diketahui daya dukung limbah jagung yaitu sebesar 31.801 ST jika di persentase limbah jagung hanya mampu mendukung ketersediaan pakan untuk kebutuhan satuan ternak sebesar 19,35 %, serta angka Indeks Daya Dukung (IDD) sebesar 0,194 atau bisa dikatakan daya dukung lahan untuk kebutuhan ternak sangat kritis. Hasil ini dapat menjadi pertimbangan untuk pengembangan ternak ruminansia di Kabupaten Nganjuk.