Tanaman jagung merupakan tanaman yang paling sering ditemui di masyarakat selain tanaman padi, jagung sendiri merupakan salah satu bahan makanan pokok masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar jumlah limbah yang dihasilkan oleh tanaman jagung di Kabupaten Blitar. Selain itu untuk mengetahui seberapa besar potensi limbah tanaman jagung apabila digunakan untuk pakan ternak ruminansi di Kabupaten Blitar. Tempat penelitian dilakukan di Kabupaten Blitar dengan memilih empat kecamatan yang memiliki produksi jagung terbanyak yaitu Kecamatan Panggungrejo, Kecamatan Bakung, Kecamatan Talun, dan Kecamatan Wates sebagai tempat pengambilan sampel. Tempat untuk pengujian analisa proksimat dilakukan di Laboratorium Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar.

Penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu dengan terjun langsung kelapangan untuk melihat keberadaan data yang ada. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposif sampling, yaitu dengan memilih empat kecamatan yang memiliki produksi jagung tertinggi di Kabupaten Blitar. Sampel yang didapat kemudian diuji dengan analisa proksimat untuk mengetahui kandungan Bahan Kering (BK), Protein Kasar (PK), Lemak Kasar (LK), dan Serat Kasar (SK). Data sekunder berupa luas Jahan, jumlah produksi, dan jumlah ternak didapatkan dari Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten Blitar. Semua data yang didapat kemudian diolah dan dianalisa dengan metode deskriptif, metode deskriptif merupakan bagian dari ilmu statistika yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah untuk dipahami.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jumlah populasi ternak ruminansia di Kabupaten Blitar rata-rata selama enam tahun terakhir adalah 303.465 ekor. Angka tersebut didapatkan dari rata-rata jumlah sapi potong di Kabupaten Blitar sebanyak 146.963 ekor, sapi perah 15.030 ekor, kerbau 2.215 ekor, kambing 137.257 ekor dan ternak domba 6.920 ekor. Jumlah ternak tersebut jika diubah menjadi nilai satuan ternak (ST) menjadi 186.392 ST, dengan ketentuan satu ST sama dengan satu ekor ternak Tuminansia besar yang meliputi sapi dan kerbau, atau setara dengan 7 ekor ternak ruminansia kecil yang terdiri dari kambing dan domba. Luas Jahan rata-rata tanaman jagung di Kabupaten Blitar selama enam tahun terakhir adalah 49.165 Ha/tahun dan menghasilkan produksi utama berupa jagung seberat 254.986 ton/tahun. Limbah yang dihasilkan dari produksi utama jagung meliputi jerami jagung seberat 109.644 ton/tahun, tongkol jagung 30.598 ton/tahun, kulit jagung 17.849 ton/tahun, dan tumpi jagung seberat 5.099 ton/tahun. Jumlah limbah keseluruhan dari produksi jagung adalah 79.706 ton/tahun. Dari limbah yang dihasilkan jika dikalkulasi untuk pakan ternak maka dapat menghidupi ternak sebanyak 11.464 ST, dengan ketentuan bahwa kebutuhan pakan ternak satu ST setara dengan 12,8 ton/ST/tahun. dari segi kualitas limbah jagung memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut : a. jerami jagung BK 89%, PK 5,87%, LK 0,25%, SK 26,71% ; b. tongkol jagung BK 90,17%, PK 3,61%, LK 0,12%, SK 26,95% ; c. kulit jagung BK 91,22%, PK 1,87%, LK 0,3%, SK 26,43% ; d. tumpi jagung BK 87,34%, PK 8,12%, LK 0,23%, SK 20,88%. Dari kapasitas tampung yang didapat limbah tanaman jagung mampu membantu kebutuhan pakan ternak ruminansia di Kabupaten Blitar sebanyak 7,81% dari total populasi ternak ruminansi di Kabupaten Blitar.