Pemeliharaan ternak ruminansia di Indonesia sebagian besar dilakukan secara tradisional atau ekstensif. Ketergantungan rumput lapang membuat peternak mengalami kesulitan pakan pada musim kemarau. Limbah pertanian dan industri pertanian dapat menjadi pakan alternatif untuk ternak ruminansia pada saat musim kemarau. Hal ini dimungkinkan bahwa limbah pertanian maupun industri pertanian dapat dieksplorasi dan diolah menjadi pakan yang memiliki nilai ekonomis murah. Untuk itu penting untuk mengetahui ketersediaan limbah tanaman kedelai dan kacang tanah di Kabupaten Blitar untuk membantu rencana pengembangan ternak ruminansia lokal di Wilayah tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan carriying capacity limbah tanaman kedelai dan kacang tanah di Kabupaten Blitar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2018, yang bertempat di Kabupaten Blitar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, data primer didapat dari hasil uji laboratorium limbah sedangkan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Blitar.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa potensi limbah tanaman kedelai dan kacang tanah sebesar 100.044,47 ton/tahun dengan daya tampung (Carriying Capacity) 7.818 ST. Sedangkan populasi ternak di Kabupaten Blitar sebesar 179.818, 1 ST. Dengan demikian nilai potensi pengembangan limbah tanaman kedelai dan kacang tanah -95,65% dan nilai Indeks Daya Dukung Limbah Pertanian (IDDLP) sebesar 0,042. Dengan demikian dapat diartikan bahwa limbah tanaman kedelai dan kacang tanah hanya dapat memenuhi kebutuhan ternak ruminansia sebesar 4,2% dari total kebutuhan pakan populasi yang ada saat ini.