Indonesia membutuhkan sapi untuk memenuhi kebutuhan gizi karena masyarakat mulai sadar akan pentingnya gizi yang cukup. Berkaitan dengan hal ini maka perlu pengembangan dalam menambah populasi sapi potong. Salah satu upaya pengembangan sapi dengan mengembangkan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). SPR merupakan suatu kawasan tertentu sebagai media pembangunan peternakan dan kesehatan hewan yang di dalamnya terdapat populasi ternak tertentu, yang dimiliki oleh sebagian besar pemukim di satu desa atau lebih, serta sumber daya alam untuk kebutuhan hidup ternak berupa air dan bahan pakan.

Kenyataannya peternak di Ngadiluwih sudah menyusun formula pakan sendiri. Meskipun demikian formula pakan dari 2 lokasi peternakan itu berbeda walaupun terdapat pada satu kelompok. Perbedaan pakan dapat dilihat dari bahan yang digunakan, lama proses fermentasi, serta jumlah pemberian pakannya.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dari pemberian pakan fermentasi dengan formula yang berbeda terhadap performa penggemukan sapi di kawasan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) dan mengetahui formula pakan fermentasi yang lebih baik. Pelaksanaan pengukuran konsumsi pakan dimulai tanggal 09 Juli 2017 sampai dengan 21 Agustus 2017, sedangkan pengukuran bobot badan pertama dilaksanakan tanggal 28 Maret 2017 dan pengukuran bobot badan terakhir tanggal 21 Agustus 2017, bertempat di Desa Ngadiluwih, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Penelitian dilakukan dengan metode riset operasional (RO). Perlakuan terdiri atas P1 (Formula 1) dan P2 (Formula 2). Analisa dilakukan dengan uji t test tidak berpasangan. Parameter yang diukur meliputi pertambahan bobot badan, konsumsi bahan kering, konversi pakan, dan efisiensi pakan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan fermentasi dengan formula yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap parameter yang diukur. Konsumsi BK P1 (14,62 kg/e/h) berbeda nyata dengan P2 (14,65 kg/e/h) pada taraf P<0,05; pertambahan bobot badan P1 (1,28 kg/e/h) berbeda nyata dengan P2 (0,81 kg/e/h) pada taraf P<0,05; konversi pakan P1 (12,53 kg/e/h) berbeda nyata dengan P2 (18,29 ke/e/h) pada taraf P<0,05; dan efisiensi pakan P1 (8,76%) berbeda nyata dengan P2 (5,51%) pada taraf P<0,05.

Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa formula P1 lebih baik daripada formula P2, meskipun hasil analisa secara umum keduanya memiliki kualitas yang masih kurang baik. Disarankan untuk meningkatkan kualitas pakan dengan mengubah formula pakan yang saat ini digunakan.

Kata Kunci : Efisiensi Pakan, Formula Pakan Fermentasi, Konsumsi BK, Konversi Pakan, Pertambahan Bobot Badan, dan Sapi Potong.