Pada usaha peternakan sapi perah di Indonesia hingga saat ini masih banyak para peternak yang kurang peduli terhadap pentingnya memperhatikan kemahiran terhadap pengurusan ternak yang dapat berpengaruh terhadap efisiensi reproduksi. Sebagai gambaran, bila jumlah perkawinan sedikit untuk memperoleh kebuntingan, maka biaya yang dikeluarkan pun akan lebih kecil bila dibandingkan dengan berkali-kali kawin. Masih rendahnya tingkat efisiensi reproduksi yang ditandai dengan panjangnya jarak beranak akibat dari beberapa hal di antaranya adalah masih tingginya jumlah perkawinan untuk memperoleh satu kebuntingan (s/c), belum sesuai dengan apa yang diharapkan, untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan efisiensi reproduksi, salah satu di antaranya melalui kawin tepat waktu.

Pengaruh tidak langsung menurunnya atau lambatnya perkembangan populasi sapi perah betina karena rendahnya tingkat kelahiran akibat kegagalan perkawinan yang menyebabkan temak tidak bunting. Menurunnya populasi sapi perah betina tentunya akan berdampak kepada rendahnya produksi susu. Sedangkan pengaruh langsung adalah banyaknya perkawinan akan berdampak kepada lamanya selang beranak dan panjangnya masa laktasi.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan kemahiran peternak terhadap efisiensi reproduksi sapi perah di KUD Suka Mulya kec. Wates. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2018 sampai 10 Februari 2018 di KUD Suka Mulya Kec. Wates. Penelitian dilakukan dengan metode eksplanatif (korelasional). Terdapat 2 variabel penelitian yaitu variabel bebas (independent) adalah kemahiran peternak serta variabel terikat (dependent) adalah efisiensi reproduksi sapi perah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis hubungan kemahiran peternak terhadap efisiensi reproduksi sapi perah memberikan hubungan yang signifikan dan bersifat positif terhadap parameter yang diukur. Hubungan umur peternak
(0,018<0,05) yang signifikan; hubungan pengalaman beternak (0,041<0,05) yang signifikan; hubungan tingkat pengetahuan (0,012<0,05) yang signifikan; hubungan tingkat pendidikan (0,049<0,05) yang signifikan; tidak ada hubungan yang signifikan antara pelatihan yang diikuti peternak (0,233>0,05); hubungan antara jumlah ternak yang dimiliki peternak (0,032<0,05) yang signifikan; serta pengaruh yang signifikan antara kemahiran peternak (0,000<0,05).

Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kemahiran responden / peternak maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi reproduksi sapi perah ternaknya. Disarankan pelatihan dilakukan secara terus-menerus dalam jangka panjang serta melakukan pertemuan rutin untuk memberikan binaan, arahan, dan mengayomi peternak.

Kata Kunci : Efisiensi Reproduksi Sapi Perah, Jumlah Temak, Kemahiran Peternak, Pengalaman Beternak, dan Umur Peternak.