Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung arang aktif sebagai bahan pakan herbal terhadap produktivitas puyuh petelur (Cortunix cortunix japonica) yang meliputi konsumsi pakan, produksi telur, dan FCR (Feed Convertion Ratio) pada masa awal produksi. Penelitian ini dilaksanakan di kandang puyuh petelur mitra Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Kadiri yang bertempat di Desa Tanjungsari, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dilaksanakan mulai tanggal 5 September 2022 21 Oktober 2022. Peneliti menggunakan metode eksperimental (percobaan lapang), dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat 4 perlakuan yang diberikan dan setiap ulangan percobaan dilakukan sebanyak 6 kali. PO: 100% pakan kontrol +0% tepung arang aktif P1: 100% pakan kontrol + 0,5% tepung arang aktif P2: 100% pakan kontrol + 1,0% tepung arang aktif P3: 100% pakan kontrol + 1,5% tepung arang aktif. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 45 hari dengan mengikuti seluruh kegiatan pemeliharaan harian puyuh petelur. Pengambilan data. dilakukan pada saat umur burung puyuh petelur memasuki 6 minggu (pada saat burung puyuh mulai produksi). Parameter yang diukur dan diamati adalah produktivitas pada puyuh petelur, diantaranya adalah konsumsi pakan, produksi telur (jumlah dan bobot), egg mass dan FCR (Feed Convertion Ransum). Data yang diperoleh dari hasil lapang kemudian diolah dengan menggunakan Microsoft excel. Setelah data rata-rata diperoleh dianalisis statistik dengan menggunakan analisis ragam dari Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila diperoleh hasil yang berbeda. nyata (P>0,05) atau berbeda sangat nyata (P>0,01) maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata (BNT) pada taraf 5% Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengamatan pemberian tepung arang aktif tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, produksi telur, egg mass dan FCR (Feed Convertion Ratio) Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penambahan tepung arang aktif pada tepung arang aktif pada ransum puyuh petelur masa awal produksi memberikan pengaruh FCR (Feed Convertion Ratio) yang lebih rendah dibandingkan penelitian lainya. Serta, pada level 1,5% sangat baik digunakan karena dapat menurunkan nilai rataan konsumsi namun memiliki rataan produksi telur dan egg mass yang tinggi. Penulis juga menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut untuk penambahan level 0,5% pada ternak unggas lainya karena rataan konsumsi pakan dan nilai FCR rendah serta nilai rataan produksi telur dan egg mass tinggi.