Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usaha ternak puyuh terhadap analisis kelayakan usaha agribisnis ternak burung puyuh petelur (Coturnix coturnix japonica) dengan feed additive yang berbeda fase awal produksi umur 50-91 hari. Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan memberikan informasi terkait Analisis finansial dan keberlanjutan agribisnis temak burung puyuh petelur fase awal produksi dengan feed additive yang berbeda fase awal produksi umur 50-91 hari. Materi yang digunakan berupa objek puyuh petelur dengan jumlah 240 ekor. Variabel yang diamati adalah biaya produksi, keuntungan, IOFC (Income Over Feed Cost), BEP (Break Event Point), dan R/C (Analisis Kelayakan Usaha). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan dianalisis secara deskriptif dengan alat bantu Microsoft excel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kelayakan usaha tertinggi didapatkan pada usaha ternak burung puyuh tanpa penambahan feed additive, Kelayakan tersebut dilihat dari nilai IOFC, BEP, dan R/C usaha tersebut layak diusahakan. Penggunaan feed additive meningkatkan biaya produksi dan menghasilkan keuntungan. Ketika diberi feed additive biaya produksi naik dan tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh, hal ini disebabkan karena adanya kematian dan produksi Joss pada minggu terakhir. Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian yang sudah dilaksanakan disarankan tidak perlu menambahkan feed additive, karena penambah feed additive hanya akan meningkatkan biaya produksi dan tidak sebanding dengan keuntungan.