Salah satu sektor peternakan di Indonesia yang digemari oleh masyarakat ialah peternakan burung puyuh. Budidaya burung puyuh mempunyai keunggulan, yaitu kandungan proteinnya yang tinggi. Siklus reproduksi dalam waktu yang singkat, serta secara ekonomis ukuran burung puyuh relatif kecil, yang memberikan keuntungan pada peternak agar bisa memeliharanya dalam jumlah yang besar pada lahan yang terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan usaha ternak burung puyuh dengan penambahan Feed Additive pada fase puncak. Penelitian ini dilaksanakan di kandang puyuh petelur mitra Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Kadiri Kediri (UNISKA) yang bertempat di Desa Tanjungsari, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dilaksanakan mulai tanggal 23 Oktober - 05 Desember 2022. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Unit penelitian ini adalah burung puyuh betina umur 90 hari dengan jumlah 240 ekor. Analisis kelayakan yang digunakan yaitu Income Over Feed Ratio (IOFC) kemudian analisis Break Even Point (BEP) dan analisis R/C Rasio untuk menentukan layak atau tidaknya usaha dilanjutkan. Kesimpulan dari penelitian pada fase puncak menghasilkan bahwa puyuh yang tidak diberi tambahan feed additive mendapatkan keuntungan lebih besar, berdasarkan variabel analisis IOFC, BEP, dan R/C usaha ini secara keseluruhan dianggap layak untuk dilanjutkan karena memberikan keuntungan. Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini disarankan untuk tidak menambah feed additive kedalam ransum puyuh, karena dengan penambahan feed additive hanya menambah biaya produksi namun tidak menyebabkan peningkatan keuntungan.