Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung arang aktif terhadap kualitas telur puyuh pada masa puncak produksi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2022 hingga 5 Desember 2022. Penelitian ini bertempat di Desa Tanjungsari, Kec. Karangrejo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur yang merupakan mitra dari Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Kadiri Kediri. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah puyuh betina sebanyak 240 ekor dengan umur 92-133 hari dengan bobot badan rata-rata 178 gram. Metode yang digunakan yaitu percobaan lapang atau eksperimental. Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Masing-masing unit percobaan berisi 10 ekor puyuh petelur. Perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah penggunaan tepung arang aktif dalam ransum puyuh petelur pada periode layer PO: tanpa penambahan arang aktif; P1: 0,5%; P2: 1%; P3: 1,5%. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA. Apabila terjadi perbedaan yang nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5%. Variabel yang diamati adalah indeks kuning telur, persentase bobot putih, persentase bobot kuning, persentase bobot cangkang, persentase ketebalan cangkang, ketebalan cangkang dan warna kuning telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung arang aktif pada ransum puyuh petelur masa puncak produksi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap indeks kuning telur dengan rataan perperiode sebesar 0,46. Arang aktif juga berpengaruh pada persentase bobot cangkang perperiode dengan rataan sebesar 15,63% .Penambahan arang aktif juga berpengaruh terhadap warna kuning telur perperiode sebesar 5,06. Arang aktif tidak berpengaruh pada persentase bobot putih dan bobot kuning telur puyuh. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung arang aktif pada ransum puyuh petelur masa puncak produksi berpengaruh terhadap indeks kuning telur pada minggu ke-8,9,10 dan minggu ke-12 dengan rataan 0,37-0,48. Persentase bobot putih dengan pada minggu ke-10 pada PO sebesar 56,37%. Persentase bobot cangkang dengan P3 sebesar 15,53%. Tepung arang aktif juga berpengaruh pada warna kuning telur berpengaruh pada minggu ke-7,9, dan 10 dengan rataan berkisar 4,43-5,89. Disarankan perlu adanya penelitian lanjutan tentang penambahan tepung arang aktif pada ransum puyuh petelur terhadap kualitas masa puncak produksi dengan unggas petelur lainnya dikarenakan adanya pengaruh tidak nyata pada persentase bobot putih dan persentase bobot kuning serta ketebalan cangkang.