Tepung Cangkang Bekicot adalah limbah yang dihasilkan dari pengolahan daging bekicot dan hama bagi petani yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan unggas. Ketersediaan cangkang bekicot lumayan melimpah karena bekicot banyak dijumpai terutama dipersawahan, Selain ketersediaannya yang lumayan banyak, tepung cangkang bekicot mangandung 194 serat kasar dan 254 kalsium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung cangkang bekicot dalam pakan dengan lever berbeda terhadap nilai ekonomi burung puyuh.

Penelitian ini dilaksankan selama 32 hari pada tanggal 17 November — 18 Oktober 2021 di peternakan milik saudara Alex, Desa Branggahan, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan puyuh betina umur 8 bulan sebanyak 240 ekor. Perlakuan yang digunakan meliputi, PO (pakan komersil # 096 tepung cangkang bekicot), P1 (pakan komersil t 146 tepung cangkang bekicot), P2 (pakan komersil # 2Y4 tepung cangkang bekicot) dan P3 (pakan komersil t 3Yo tepung cangkang bekicot). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Peubah yang diamati adalah Biaya Total, Income Over Feed and Cost (IOFC), Break Event Point (BEP), dan R/C Ratio. Data yang dikumpulkan diolah menggunakan Anova dengan bantuan SPSS versi 21.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Penambahan Tepung Cangkang Bekicot Dalam Pakan Dengan Level Berbeda hingga 3Y4 tidak berpengaruh nyata (P20,05) terhadap, Biaya Total, Income Over Feed and Cost (IOFC), Break Event Point (BEP), dan R/C Ratio, namun pada penelitian ini menunjukan nilai tertinggi pada variabel Biaya Total terdapat pada PO (Rp149.884), Income Over Feed and Cost P3 (-Rp256), Break Even Point Unit dari masing-masing perlakuan sama yaitu (535 butir telur/ulangan), Break Even Point Harga pada P3 (Rp54.535) dan pada R/C Ratio adalah P1 (0,23).

Berdasarkan data pengamatan dan pembahasan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan tepung cangkang bekicot dalam pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai ekonomi puyuh petelur yang meliputi Biaya Total, Income Over Fecd and Cost (IOFC), Break Even Point (BEP), dan R/C Ratio. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan penelitian pada waktu yang tidak bertetapan dengan pergantian musim, menggunakan puyuh dengan umur yang berbeda (lebih muda), lokasi dengan suhu lingkungan yang berbeda, dan waktu yang lebih lama.