Peternakan merupakan sub sektor pertanian yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai bagian dari sektor pertanian di masa depan. Kebutuhan masyarakat akan produk peternakan akan semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena peternakan merupakan salah satu penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral yang sangat dibutuhkan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi guna meningkatkan kualitas hidup. Tujuan Penelitian yang akan dicapai adalah sebagai berikut : (1) Untuk menjelaskan berapa besar hasil produksi, pendapatan dan keuntungan yang didapat serta kelayakan usaha ternak kambing pedaging sistem kandang di daerah penelitian.(2) Untuk mengidentifikasi faktor produksi yang berpengaruh terhadap hasil produksi dan pendapatan usaha ternak kambing pedaging sistem kandang di Kelurahan
Ngronggo. (3) Untuk menganalisis faktor produksi (pertambahan berat badan kambing) seperti pengalaman beternak, bibit, pakan, kandang, obat-obatan dan tenaga kerja yang berpengaruh terhadap hasil produksi usaha ternak kambing pedaging sistem kandang di daerah penelitian. (4) Untuk menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan usaha ternak kambing pedaging sistem kandang di daerah penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual, data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Teknik pengambilan sample mengambil keseluruhan jumlah populasi dijadikan sampel sebanyak 45 peternak. Teknik analisa yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah Regresi. Hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) Secara serempak (pengalaman beternak, kepadatan kandang, pakan, obat-obatan, dan tenaga kerja) berpengaruh nyata terhadap produksi dengan nilai F hitung 17.789 lebih besar dari nilai F tabel (1.64) pada tingkat kepercayaan 95% . Secara parsial menunjukkan pakan, dan obat-obatan berpengaruh nyata terhadap produksi, sedangkan pengalaman beternak, kepadatan kandang, dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0.834. Koefesien determinasi ini menunjukkan bahwa produksi (Y) dapat dijelaskan oleh variabel pengalaman beternak (X1), kepadatan kandang (X2), pakan (X3), obat-obatan (X4), dan tenaga kerja (X5) sebesar 83,4% sedangkan sisanya sebesar 16,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam persamaan. (2) Secara serempak (biaya bibit,biaya obat, biaya pengambilan pakan, dan biaya tenaga kerja) berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak dengan nilai F hitung 12.371 lebih besar dari nilai F tabel (1.64) pada tingkat kepercayaan 95%. Secara parsial menunjukkan biaya bibit dan biaya pengambilan pakan berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak sedangkan biaya obat dan biaya tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak. Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0.744. Koefesien determinasi ini menunjukkan bahwa pendapatan peternak (Y) dapat dijelaskan oleh variabel biaya bibit (X1), biaya obat (X2), biaya pengambilan pakan (X3), dan biaya tenaga kerja (X4) sebesar 74.4% sedangkan sisanya sebesar 25,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam persamaan. (3)
Pendapatan bersih usaha ternak kambing pedaging per peternak di daerah penelitian adalah Rp 2.304.623/peternak. Sedangkan per ekor kambing sebesar Rp 569.306/peternak. Usaha ternak kambing pedaging yang diusahakan peternak layak secara ekonomi dengan nilai R/C sebesar 1.34/peternak dan untuk per ekor kambing sebesar 1.36/peternak yaitu lebih besar dari satu (R/C>1).