Penelitian ini mengkaji dua hal pokok, yaitu: 1) Mengetahui pertimbangan hakim terhadap seorang saksi Testimonium de Auditu dalam mengadili perkara pidana anak Nomor 9/Pid.susAnak/2021/PN.Plw dan Nomor 1/Pid.sus-Anak/2020/PN.Srh.; dan 2) Mengetahui akibat hukum terhadap penggunaan alat bukti keterangan saksi Testimonium de Auditu pada pemeriksaan perkara pidana anak. Dengan metode penelitian Legal Research (ormatif). Hasil penelitian menguraikan dua upaya hukum. Pertama, dalam putusan Nomor 9/Pid.sus-Anak/2021/PN.Plw dan Nomor 1/Pid.sus-Anak/2020/PN.Srh, keterangan saksi Testimonium de Auditu tidak bisa dijadikan sebagai alat bukti yang sah. Akan tetapi, Hakim menggunakannya sebagai suatu alat bukti petunjuk. Hakim berwenang menilai dan menentukan sejauh mana relevansi keterangan saksi Testimonium de Auditu dngan alat bukti lain yang sah. Seseorang tidak dapat dijatuhi pidana apabila tidak terdapat sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah untuk membuktikan kesalahan terdakwa. Kedua, akibat hukum terhadap penggunaan saksi Testimonium de Auditu pada pemeriksaan perkara pidana anak dapat menimbulkan permasalahan hukum, terutama mengenai prinsip pembuktian yang sah sesuai KUHAP. Meskipun Keterangan saksi tersebut dapat digunakan pada pemeriksaan perkara pidana anak, namun penggunaannya tetap dibatasi karena sifatnya tidak langsung dan rentan terhadap pemutarbalikan fakta, sehingga berpotensi melemahkan kedudukan anak sebagai terdakwa maupun korban dalam mempertahankan hak-haknya.

Kata Kunci: Testimonium de Auditu. Pertimbangan Hakim.
Pemeriksaan Perkara Pidana Anak.