Perkembangan pengunaan narkotika pada dewasa ini
yang semakin meningkat dan tidak untuk tujuan kepentingan pengobatan atau kepentingan ilmu pengetahuan bertujuan memperoleh keuntungan yang sangat besar. Ancaman dan bahaya perkembangan narkotika terhadap kesehatan masyarakat, dapat terjadi sebagai efek samping dari pemakaian narkotika secara terus menerus dan tidak terawasi jika tidak segera dilakukan pengobatan dan pencegahanya, menimbulkan efek ketergantungan, baik ketergantungan fisik maupun psikis yang sangat kuat terhadap pemakaiannya. Namun demikian seringkali bagi penyalahguna narkoba ditangani melalui proses penal yang berujung pada pemidanaan. Penyalahguna narkoba dalam beberapa kasus perlu dilakukan upaya non penal, yaitu melalui upaya rehabilitasi sehingga tidak menyebabkan beberapa persoalan dalam berbagai hal. Pemberian rehabilitasi terhadap penyalahguna narkotika dianggap perlu untuk menekan penggunaan terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa sanksi pidana terhadap pengguna tembakau gorila? Apakah pengguna tembakau gorila bisa direhabilitasi? Tujuan Penelitian ini Untuk mengkaji secara mendalam sanksi pidana terhadap penggunaan tembakau gorila. Untuk Mengkaji secara mendalam pengguna tembakau gorilla dapat direhabilitasi. Manfaat dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadikan masukan dan bahan runjukan bagi para penelitian, akademisi ataupun praktisi hukum lainnya di masa mendatang yang tertarik untuk menekuni bidang kajian ini. Serta dapat memberikan masukan atau informasi bagi pihak penegak hukum yang diteliti dan selanjutnya dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilankeputusan penegak hukum yang dimaksud. Mtode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis normatif yang didasarkan pada hukum positif yang berlaku di Indonesia dengan cara meneliti bahan bacaan peraturan perundangan-undangan dan pendapat para sarjana hukum yang terkemuka yang berkaitan dengan penelitian ini.
Penulis menarik kesimpulan Tembakau gorilla termasuk kedalam narkotika golongan I. Penegakan hukum terhadap pelaku penyalahgunaan tembakau gorilla biasanya dimulai dengan adanya laporan atau pengaduan yang diterima penyidik yakni pihak kepolisian yang dimana kepolisiian juga mengadakan koordinasi dengan instansi yang terkait diantaranya kejaksaan dan kehakiman yang dimana nantinya hakim memutuskan suatu penetapan hukum bagi pelaku penyalahgunaan tembakau gorilla. Jadi Untuk Pelaksanaan rehabilitasi terhadap penyalahguna narkotika jenis baru tidak dapat dilaksanakan karena belum ada payung hukum mengenai pelaksanaan rehabilitasi terhadap narkotika jenis baru tersebut. Berdasarkan pendapat-pendapat yang penulis kumpulkan disimpulkan bahwa semua menyatakan tidak setuju jika SEMA No. 04 Tahun 2010 diterapkan pada kasus penyalahgunaan narkotika jenis baru atau tembakau gorilla, sehingga perlu dibuat peraturan yang baru yang mengatur penyalahgunaan narkotika jenis baru tersebut.

Kata Kunci : Tembakau Gorila (Narkotika), Pelaku, Penegak
Hukum