Sawi pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan salah satu jenis sayuran tahan hujan. Pakcoy memiliki daun yang berwarna hijau dengan kandungan gizi dan nilai ekonomis yang terbilang tinggi. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman salah satunya adalah dengan pemberian pupuk. Pemupukan dilakukan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, sehingga dapat memberikan hasil yang tinggi, apalagi menggunakan pupuk organik agar bisa memanfaatkan sampah sebagai pupuk. Salah satu sampah daur ulang yang dapat digunakan sebagai pupuk organik dan bernilai tinggi adalah cangkang telur, ampas teh dan kulit pisang, yang masing-masing sudah ada kandungan unsur yang baik untuk budidaya. Selain itu tanaman sawi pakcoy memiliki permasalahan utama yang menyebabkan kerusakan pakcoy adalah hama perusak yang memakan daun pakcoy seperti ulat plutella ulat tritip, ulat grayak, kutu daun (Aphids), ulat jengkal kubis.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2023yang bertempat di Laboratorium Lapang Terpadu UNISKA Desa Rejomulyo, Kecamatan Kota, Kabupaten Kediri. Lahan ini memiliki topografi relatif datar yaitu berada pada ketinggian 67 mdpl, dengan suhu 31,2◦C dan kelembapan 62,3%. Jenis tanah pada lahan tersebut yaitu regosol coklat kekelabuan, dengan pH 6 dan memiliki struktur tanah pasir.
Berdasarkan hasil peneliti tiga bahan pupuk organik terdapat berpengaruh yang sangat nyata terhadap variabel pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun pada umur 21 dan 28 hst, dan berpengaruh nyata pada variabel pengamatan panjang akar pada umur 28 hst. Pada setiap perlakuan memiliki pertumbuhan dan produksi yang optimal. Begitu juga pada variabel bobot segar setiap perlakuan, variabel berat kering, dan variabel serangan hama ulat rayak.