Penelitian ini mengkaji tentang keabsahan penjualan akun canva pro yang dilakukan oleh pihak ketiga yang dilakukan melalui platform media social dan e-commerce. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesar, kehadiran dunia digital membawa pengaruh besar terhadap cara orang bertransaksi jual beli karena perdagangan melalui system elektronik memiliki system luas dan tidak terbatas. Canva akan menjadi objek penelitian dalam skripsi ini. Canva merupakan aplikasi design grafis online yang menyediakan alat bantu design yang dapat diakses melalui perangkat desktop maupun perangkat seluler. Hal ini menjadi permasalahan dimana pertanggungjawaban penjualan akun Canva Pro melalui platform ketiga yaitu Shopee. Penelitian ini menggunakan jenis Normatif (Yuridis Normatif) yang disebut juga penelitian hokum doctrinal dengan pendekatan perundang-undangan (Statute Aproach). Pemberlakuan jual beli akun Canva Pro dengan pihak ketiga Shopee belum memenuhi syarat yang terkandung dalam pasal 1320 KUH Perdata dalam mengatur syarat sah suatu perjanjian. dalam melanggar ketentuan layanan Canva yang melarang pemindah tanganan ke pihak lain tanpa izin resmi. Walaupun perjanjian memenuhi unsur kesepakatan unsur sebab yang halal akibatnya menimbulkan penjualan layanan Canva Pro yang dilakukan pihak ketiga batal demi hokum (Syarat Obyektif) dengan kata lain dari semula dianggap tidak pernah dilahirkan suatu perjanjian atau ikatan tanpa harus dibatalkan di pengadilan, Perlindungan hukum terhadap tindakan penjualan akun Canva secara ilegal dilakukan melalui perlindungan hukum preventif (mencegah) dan represif (memulihkan) serta penjual akan dikenai sanksi oleh Canva seperti pemblokiran akun.

Kata Kunci: Hukum, Pertanggungjawaban, Canva Pro, Shopee