PSAK 71 merupakan standar akuntansi terbaru yang dikeluarkan oleh DSAK/IAI pada 1 Januari 2020. PSAK 71 memperbarui beberapa poin pada PSAK sebelumnya diantaranya yaitu mengenai klasifikasi dan pengukuran atas aset keuangan berdasarkan model bisnis dan arus kas kontraktual aset keuangan, memperkenalkan metode expected credit loss sebagai metode menghitung penurunan nilai serta memperbaiki akuntansi untuk lindung nilai. Dalam penerapannya PSAK 71 akan memunculkan pengakuan penyisihan kerugian piutang. Dalam perpajakan hal tersebut akan menimbulkan kontra yang mana akan muncul perbedaan pengakuan beban dan pendapatan yang berbeda dari kebijakan akuntansi. Perbedaan pengakuan tersebut akan memunculkan jumlah laba / rugi yang berbeda antara ketentuan fiskal dan akuntansi komersial yang mana akan menimbulkan adanya pajak tangguhan.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif yaitu dengan melakukan perhitungan ulang pada laporan keuangan PT Putra Jaya Nanas setelah diterapkan PSAK 71. Kemudian menjelaskan secara mendalam pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penerapan PSAK 71 pada PT Putra Jaya Nanas menyebabkan munculnya penyisihan kerugian piutang yang mana hal ini membuat laba perusahaan menjadi berkurang. Pengakuan penyisihan kerugian piutang ini menyebabkan timbulnya perbedaan laba rugi fiskal dan laba rugi komersial sehingga muncul pengakuan pajak tangguhan. Pajak tangguhan diakui sebagai aset karena laba rugi fiskal lebih besar dibandingkan laba rugi komersial. Dimasa depan aset pajak tangguhan ini dapat menjadi pengurang dari pajak terutang dimasa depan.

Kata kunci: PSAK 71, Penyisihan Kerugian Piutang, Pajak Tangguhan.