Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa pendapatan usaha peternakan itik petelur, serta menganalisis efisiensi usaha peternakan itik petelur di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Skala usaha peternakan dalam penelitian ini mencakup lima kelompok populasi itik: 100, 150, 200, 300, dan 400 ekor. Semua skala tersebut tergolong sebagai usaha peternakan kecil dengan sistem budidaya semi-intensif dan intensif, menggunakan itik jenis Mojosari yang dikenal produktif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, survei dan wawancara langsung kepada peternak. Variabel yang diamati meliputi biaya produksi meliputi biaya pakan kandang, pakan, kesahatan, penerimaan, pendapatan dan Efisiensi R/C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala usaha yang lebih besar menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi, dengan skala 400 ekor memperoleh pendapatan bulanan sebesar Rp 19.201.698 dan skala 100 ekor sebesar Rp 4.499.117. Seluruh skala usaha menunjukkan nilai R/C Ratio lebih dari 1, yang berarti usaha layak dilanjutkan secara ekonomi. Skala 300 ekor menunjukkan efisiensi tertinggi dengan R/C sebesar 2,36. Meskipun demikian, efisiensi juga sangat tergantung pada manajemen biaya, khususnya pada pakan dan kesehatan. Untuk mencapai keberlanjutan dan keuntungan maksimal, pengelolaan usaha yang efisien menjadi kunci utama dalam budidaya itik petelur. Kesimpulannya, usaha peternakan itik petelur di Kecamatan Ponggok layak untuk dikembangkan, karena memberikan keuntungan secara ekonomi pada semua skala. Tetapi pengelolaan biaya terutama pakan dan kesehatan ternak harus diperhatikan untuk menjaga efisiensi.