Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas fisik (aroma, tekstur, warna, dan pH) antara sampah organik pasar dan silase sampah organik pasar, serta mengukur tingkat penerimaaan oleh kambing. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1-15 November 2024, yang bertempat di Karmen Farm RT 02 RW 03 Desa Bendosari Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan 2 (dua) perlakuan: sampah organik pasar dan silase sampah organik pasar. Adapun pengujian menggunakan uji kualitas fisik menggunakan metode organoleptik dengan 10 panelis, serta uji tingkat penerimaan dilakukan dengan memberikan pakan kepada 16 ekor kambing Peranakan Ettawa (PE) betina berumur 2 tahun dengan bobot rata-rata 50 kg dan mencatat konsumsi dalam waktu tertentu. Data yang diperoleh dari uji kualitas fisik dideskripsikan, sementara data hasil pengamatan uji tingkat penerimaan dianalisis dengan menggunakan Uji T untuk mengetahui signifikan perbedaan antar perlakuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa silase memiliki kualitas fisik yang lebih baik dibandingkan sampah organik, ditandai dengan aroma agak asam (3,33 ± 0,41), tekstur lembut (3,16 ± 0,78), warna hijau kecoklatan (2,71 ± 0,65), dan pH lebih rendah (3,91 ± 0,20). Tingkat konsumsi kambing pada silase (245,06 g/jam) lebih tinggi dibandingkan sampah organik (123,75 g/jam) dengan nilai (P < 0,05). Perbedaan ini dihasilkan dari proses fermentasi yang meningkatkan penerimaan dan daya simpan pakan.

Kesimpulan, fermentasi melalui metode silase meningkatkan kualitas sampah organik, menjadikannya pakan alternatif yang efektif. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengevaluasi dampak jangka panjang konsumsi silase pada produktivitas kambing dan mengoptimalkan formulasi dengan bahan aditif untuk meningkatkan nilai gizi.