SULISTIANTO, FERDI HENDRIAWAN (2025) PENGARUH PENAMBAHAN MINERAL ZINC & SELENIUM DALAM PAKAN TERHADAP SEXUAL BEHAVIOR KAMBING PE. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM KADIRI.
![[thumbnail of 19230620037_ABSTRAK.pdf]](http://repo.uniska-kediri.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
19230620037_ABSTRAK.pdf
Download (420kB)
![[thumbnail of 19230620037_FULL TEXT.pdf]](http://repo.uniska-kediri.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
19230620037_FULL TEXT.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (598kB)
Abstract
Kambing di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai salah satu penyedia sumber protein bagi masyarakat dan sebagai hewan ternak untuk kebutuhan berqurban di hari raya idul adha. Kambing banyak dipelihara oleh penduduk pedesaan Indonesia karena pemeliharaannya lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan ternak ruminansia besar suplementasi mineral Zinc sangat dibutuhkan oleh ternak untuk menunjang fungsi reproduksi dan meningkatkan sistem imun. Kebutuhan nutrisi harian Se untuk Kambing diperkirakan 100 μg/kg DM (bahan kering) dan 300 μg/kg DM untuk Kambing, Pakan mempengaruhi total biaya produksi antara 60 - 70%. Hal ini dapat diminimalkan dengan memanfaatkan pengolahan limbah pertanian dan perkebunan sebagai pakan. Kemampuan seekor ternak kambing untuk meneruskan keturunannya harus memiliki kesanggupan dalam melakukan aktivitas sexual baik pejantan maupun betina. Untuk pejantan kemampuan melakukan aktivitas sexual menunjukkan kualitas libidonya.
Pengamatan Sexsual Behavior dilakukan segera setelah menghitung skor , hal ini bertujuan untuk mengetahui Sexsual behavior meliputi Daya Jepit, Daya Dorong, Kualitas Ereksi. Skor Daya jepit pada perlakuan P0 = 2 ± 2, perlakuan P1 = 3 ± 2, dan perlakuan P2 = 3 ± 2. Daya dorong pada perlakuan P0 = 2 ± 3, perlakuan P1= 3 ± 3, dan perlakuan P2= 3 ± 3. Pejantan menaiki betina dengan memfikser kaki depannya pada pinggul betina.
Kualitas ereksi pada perlakuan P0 = 2 ± 2, perlakuan P1 = 2± 2, dan perlakuan P2 = 2 ± 2. Pengerasan penis saat ereksi dikarenakan terjadinya pengisian darah dalam cavernosa. pertama kali P1 dan P2 0,22±0,31 menit sedangkan waktu tertinggi P0 0,55±1.00 menit. P1 daya dorong semakin cepat dan kuat , P2 hampir sama untuk daya dorong agak cepat , dan untuk P0 sangat lama daya dorong. Bahwa skor daya dorong pada pejantan yang paling baik dalam penelitian ini 2+karena semakin pendek waktu skor menunjukkan pejantan kecocokan pejantan untuk program breeding. kualitas ereksi yaitu waktu yang diperlukan seekor pejantan mulai saat didekatkan pada betina sampai mounting. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kambing PE membutuhkan lama Waktu 35±24 detik dan kambing 35±60 detik untuk mulai ereksi.
Kemampuan seekor ternak kambing untuk meneruskan keturunannya harus memiliki kesanggupan dalam melakukan aktivitas sexual baik pejantan maupun betina. Pengamatan tingkah laku sexual pada kambing kacang jantan diawali ketika kambing kacang jantan didekat kan pada betina pemancing sampai menaiki punggung betina penelitian ini menunjukkan bahwa kambing dengan capaian umur yang optimal, yaitu umur yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua memiliki respons yang cepat dalam mendekati betina untuk mounting.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 600 - Teknologi (Ilmu Terapan) > 630 Pertanian > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Peternakan |
Depositing User: | Perpustakaan Pusat |
Date Deposited: | 16 Oct 2025 08:02 |
Last Modified: | 16 Oct 2025 08:02 |
URI: | http://repo.uniska-kediri.ac.id/id/eprint/1885 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year