Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara yuridis tindak pidana teror online dalam konteks Pasal 29 Undang Undang Nomor 1 Tahun 2024. Teror online merupakan fenomena yang semakin marak di era digital, di mana pelaku
menggunakan teknologi informasi untuk menyampaikan ancaman kekerasan atau menakut-nakuti pihak lain. Rumusan masalah yang dibahas meliputi: pertama, apakah teror online dapat dikualifikasikan sebagai tindak pidana pengancaman sebagaimana diatur dalam Pasal 29 UU No. 1 Tahun 2024; kedua, bagaimana bentuk-bentuk ancaman kekerasan atau tindakan menakut-nakuti yang tercakup dalam pasal tersebut. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan undang-undang (statute approach) dan analisis konseptual (conceptual approach). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teror online dapat masuk dalam kategori tindak pidana pengancaman sebagaimana diatur Pasal 29 UU No. 1 Tahun 2024, selama memenuhi unsur-unsur yang disyaratkan, yaitu adanya ancaman kekerasan yang disampaikan melalui media elektronik dengan maksud untuk menimbulkan rasa takut atau kerugian tertentu. Bentuk-bentuk ancaman dalam pasal tersebut mencakup ancaman verbal dan non-verbal yang berpotensi menimbulkan gangguan psikologis atau kerugian lainnya. Namun, implementasi pasal ini menghadapi tantangan, seperti pembuktian niat pelaku dan penentuan batasan ancaman yang signifikan. Penelitian ini merekomendasikan penguatan regulasi yang lebih spesifik mengenai teror online untuk memastikan perlindungan
hukum yang memadai bagi korban serta peningkatan kapasitas penegak hukum dalam mengidentifikasi dan menangani kasus-kasus teror online.

Kata Kunci: teror online, tindak pidana pengancaman, Pasal 29 UU No. 1 Tahun 2024