Buncis adalah salah satu tanaman sayuran yang memiliki sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Indonesia merupakan negara tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi sehingga dapat terjadi pencucian unsur hara. Oleh karena itu, dilakukan pemberian bahan organik yang diharapkan dapat menyerap dan menampung unsur hara yang yang lolos akibat pencucian, bahan organik tersebut adalah asam humat. Untuk menunjang ketersediaan unsur hara untuk tanaman perlu ditambahkan pupuk anorganik yaitu seperti NPK mutiara. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian unsur hara dan pupuk NPK mutiara 16-16-16 pada tanaman buncis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terbaik perlakuan pemberian asam humat dan pupuk NPK mutiara 16-16-16 pada tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.)

Penelitian dilakukan di lahan pribadi yang berlokasi di Dusun Gadungan Barat, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Lahan ini termasuk lahan tegal yang memiliki struktur tanah lempung berpasir. Ketinggian tempat 250 mdpl dengan curah hujan 1250 mm/tahun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu faktor asam humat (A) dengan dosis 139, 209, dan 278 Kg/Ha dan NPK mutiara 16-16-16 dengan dosis 250, 300, dan 350 kg/ha. Terdapat 9 kombimasi perlakuan yang diulang 3 kali menghasilkan 27 plot percobaan.

Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan ANOVA dan diuji lanjut DMRT 5% dan BNT 5%. Terjadi interaksi kombinasi antara asam humat dan pupuk NPK mutiara pada variable panjang tanaman (cm), jumlah daun (helai), dan panjang polong (cm). Perlakuan kombinasi A3N3 yaitu A3 (asam humat 278 Kg/Ha) dan N3 (NPK mutiara 350 kg/ha) memperoleh hasil terbaik terhadap variable pengamatan panjang tanaman (cm), Jumlah daun per-tanaman (helai), dan panjang polong (cm). Perlakuan tunggal hasil terbaik pada perlakuan A3 yaitu asam humat 278 Kg/Ha pada variable pengamatan jumlah polong per-tanaman (buah) dan bobot polong per-tanaman (gram).