Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penyedap yang diperlukan oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia, karena tanaman ini memiliki aroma dan rasa yang khas membuat sayuran ini banyak digunakan sebagai penyedap masakan dan lebih dikenal dengan sebutan “Sayuran Rempah”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi dosis pupuk organik Bokashi Kotoran Kambing dan anorganik NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Thailand.

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan yang berlokasi di Jalan Keduh, Desa Kepuh, Dusun Sono, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Dengan ketinggian 86 MDPL. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2023 hingga Februari 2024. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAKF) Faktorial. Rancangan perlakuan ini terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah Pupuk organik Bokhasi Kotoran Kambing yang terdiri dari 3 taraf dosis, yaitu 2 ton/ha, 3 ton/ha, 4 ton/ha dan Faktor kedua pupuk anorganik NPK Mutiara yang terdiri dari 3 taraf dosis, yaitu 150 kg/ha, 250 kg/ha, 350 kg/ha.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara perlakuan pupuk NPK Mutiara dan pupuk Bokhasi Kotoran Kambing terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Akan tetapi terdapat pengaruh nyata pada pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Dari hasil pengamatan tinggi tanaman (cm) didapatkan bahwa pemberian pupuk NPK Mutiara pada perlakuan B3M2 dengan dosis 250 kg/ha menghasilkan nilai tertinggi yaitu 29,91. Pada pengamatan jumlah daun didapatkan bahwa pemberian pupuk NPK Mutiara pada perlakuan B2M1 dengan dosis 150 kg/ha menghasilkan nilai tertinggi yaitu 31,48. Sedangkan pada pengamatan berat basah umbi pemberian pupuk NPK Mutiara pada perlakuan B2M1 dengan dosis 150 kg/ha meghasilkan nilai tertinggi yaitu 47,80 gr/tanaman dan pada pengamatan berat kering umbi pemberian pupuk NPK Mutiara pada perlakuan B2M1 dengan dosis 150 kg/ha meghasilkan nilai tertinggi yaitu 40,91 gr/tanaman atau setara dengan 4,9 ton/ha