Tomat merupakan tanaman sayur yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, meskipun tomat bukan termasuk kebutuhan pokok masyarakat Indonesia seperti beras, jagung, dan gandum tetapi keberadaannya sangat dibutuhkan sebagai pelengkap setiap olahan. salah satu usaha yang dilakukan para petani untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian khususnya untuk budidaya tanaman tomat adalah dengan cara mengurangi kerusakan pada struktur tanah. Di dunia pertanian tidak bisa lepas dari penggunaan bahan kimia terutama pada pupuk NPK yang sekarang ini umum digunakan oleh para petani di indonesia sehingga memunculkan dampak yang negatif jika di digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama yang mengakibatkan kerusakan pada struktur tanah dan membuat penurunan produktivitas terutama pada budidaya tanaman tomat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 9 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari dua faktor, faktor pertama yaitu pupuk kandang sapi dengan simbol “K” dengan 3 taraf antara lain K1= 10 ton, K2 = 20 ton dan K3 = 30 ton. Faktor kedua yaitu pupuk NPK Mutiara terdiri dari 3 taraf dengan simbol “N” antara lain N1 = 300 kg/ha, N2 = 400 kg/ha, dan N3 = 500 kg/ha. Data yang diperoleh dianalisis menggunkan Anova. Jika terjadi interaksi yang nyata maupun sangat nyata apabila jumlah rata-rata yang mau dibandingkan lebih dari 5 maka dilakukan uji lanjut DMRT 5% dan apabila kurang dari 5 jumlah rata-rata yang mau dibandingkan maka dilakukan uji lanjut BNT 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan kombinasi pupuk kandang sapi dan pupuk NPK Mutiara di variabel pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan pengamatan jumlah buah sampai akhir panen. Terjadi interaksi nyata pada variabel pengamatan tinggi tanaman pada umur 21 hst dengan rata-rata tertinggi pada perlakuan kombinasi K2N1 dengan nilai 26,67, jumlah daun pada umur 35 hst dengan rata-rata tertinggi pada perlakuan kombinasi K3N2 dengan nilai 12,12, dan diameter batang pada umur 35 hst dengan rata-rata tertinggi pada perlakuan kombinasi K1N1 dengan nilai 1,12. Sedangkan pada pengamatan jumlah buah sampai akhir panen hasil tertinggi pada K1N2 dengan nilai rata-rata 21,43.